Biskuit ialah makanan ringan yang dipanggang dan terbuat dari bahan dasar tepung terigu dengan kadar air tertentu. Pada umumnya, pembuatan biskuit ini diperkaya dengan bahan-bahan tambahan lainnya, seperti gula, lemak atau bahan pengembang. Penasaran bagaimana proses pembuatan biskuit di pabrik? Yuk intip penjelasan di bawah ini.
8 Proses Pembuatan Biskuit di Pabrik
1. Bahan Baku dan Komposisi Biskuit
Sebelum membuat, sangat penting untuk mempersiapkan bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk membuat biskuit. Bahan baku utamanya yakni tepung. Biskuit membutuhkan tepung soft dan weak dengan kandungan protein rendah. Pada umumnya, pabrik biskuit menggunakan tepung terigu dengan kadar protein 7-8%.
Selain itu, bahan pengembang juga dibutuhkan dalam pembuatan biskuit. Bahan ini mampu menghasilkan gas karbondioksida yang dapat mengembangkan butter dan adonan agar mencapai ukuran yang diinginkan ketika dipanggang. Air juga diperlukan untuk membasahi pati dan protein tepung, melarutkan garam dan menghasilkan adonan yang homogen.
Adapun beberapa bahan lainnya yang dibutuhkan dalam pembuatan biskuit yakni minyak goreng, gula halus, susu bubuk atau skim milk powder, glukosa, garam, lecithin, premix vitamin dan Calcium Carbonat. Bahan tambahan lainnya tentu rahasia sebuah perusahaan dan penamaannya hanya dengan kode-kode.
2. Proses Pembuatan Adonan Biskuit
Dalam proses pembuatan adonan, sangat penting untuk memastikan bahwa semua bahan yang dibutuhkan sudah siap. Kemudian, semua bahan yang disiapkan tersebut bisa dicampur menjadi satu di mixer secara bersamaan. Dalam hal ini, pastikan bahwa semua bahan tercampur sampai merata. Seluruh bahan pun diaduk hingga membentuk adonan.
3. Pencampuran Bahan: Kunci Kesuksesan Biskuit
Bahan pertama yang perlu dicampur yakni lemak dan gula. Selanjutnya, Anda bisa menambahkan bahan-bahan cair lalu bahan-bahan lainnya, seperti bahan pengembang. Penambangan tepung perlu dilakukan di akhir agar menghasilkan adonan terhindar dari pengembangan gluten yang berlebihan.
4. Pemanggangan: Transformasi Adonan Menjadi Biskuit
Setelah dicampur, adonan akan mengalami proses aging selama sekitar 15 menit sesuai dengan jenis bahan pengembang. Selanjutnya, Anda bisa memegangnya. Perlu dicatat bahwa pemanggangan ialah proses terpenting dari urutan proses lainnya karena dapat menentukan kualitas produk.
Selama pemanggangan, struktur biskuit akan terbentuk dan cairan akan berubah menjadi crust pada permukaannya. Adapun suhu oven tergantung dengan jenis, bentuk dan ukuran produk yang dibuat. Pada umumnya, suhu pemanggangan biskuit mulai dari 218 hingga 232 derajat Celcius dalam waktu 15-20 menit.
5. Proses Pendinginan dan Kualitas Biskuit
Setelah pemanggangan, proses pembuatan biskuit selanjutnya yakni proses pendinginan. Perlu dicatat bahwa biskuit yang terlalu cepat didinginkan dapat menimbulkan keretakan. Hal inilah yang mempengaruhi kualitas biskuit. Selain itu, kerekatakan di dalam tidak langsung tampak tetapi akan kerusakannya semakin melebar dalam proses pengemasan.
Proses cooling biasa dilakukan dengan meletakkan biskuit pada belt conveyor yang dilengkapi 7 kipas angin di bagian atasnya. Hal ini untuk suhu panas pada biskuit menurun hingga 30-32 derajat celcius atau suhu ruangan. Biskuit wajib didinginkan sebelum dikemas agar terhindar dari pengembunan yang menimbulkan tumbuhnya jamur.
6. Pencetakan dan Kemasan Biskuit
Setelah biskuit sudah jadi, proses selanjutnya yakni proses pengemasan. Kegiatan ini dilakukan untuk melindungi biskuit dari adanya debu, kotoran, sinar matahari dan kelembaban yang membuatnya rusak. Jenis kemasannya pun berbeda-beda, seperti box atau kotak, sachet, dan lainnya sesuai keinginan.
7. Quality Control: Memastikan Mutu Terbaik
Bagian Quality Control akan melakukan pemeriksaan organoleptik pada biskuit, seperti rasa, bentuk, warna, aroma, kerenyahan dan lainnya. Kadar air biskuit juga di cek dengan alat Moisture Analizer secara otomatis. Pengecekan berat dan dimensional biskuit, seperti panjang, lebar dan tebal juga diperhatikan.
Disamping itu, pemeriksaan secara biologi juga dilakukan untuk memastikan kualitas produk. Hal ini meliputi Total Plate Count dengan standar maksimal 1×10^4, ragi dengan standar maksimal 1×10^2, jamur dengan standar maksimal 1×10^2 dan Coliform dengan standar maksimal 2×10.
8. Shelf Life Biskuit: Berapa Lama Biskuit Dapat Disimpan?
Shelf life atau umur simpan ialah jangka waktu produk makanan dapat bertahan dengan aman. Umur simpan wajib ditetapkan untuk memastikan masa konsumsi biskuit yang cukup untuk rantai distribusi, retail dan sampai di tangan konsumen. Shelf life wajib dicantumkan pada label kemasan sebagai tanggal kadaluarsa suatu produk makanan.
Jual Peralatan Bakery, Undercounter Murah, Mixer roti industry, Mixer Usaha tahan lama, Mesin pengemas otomatis, Ice cream 3 tuas, Usaha Roti Mesin Bakery Terbaik, Usaha Viral Mesin Es Krim Murah, Mesin ice cream 1 tuas, Penyedia peralatan Bakery terlengkap, Oven Getra 1deck, Oven deck Fomac, Vacum Sealer Heavypack, Sealer heavypack murah, Freezer box Gea RSA, Display Cooler RSA GEA, Oven SATMESIN murah, Cup sealer otomatis, Mesin pemisah tulang ikan, Mesin Shrink Tunnel, Proofer roti Listrik, Proofer roti Gas, Gea Getra RSA, Powerpack Heavypack SATMESIN, Crown masema Fomac, Working table stainless, Mixer fomac murah, Spiral mixer getra, Horizontal mixer fomac, Vacuum chamber Powerpack, Mesin kopi iberital, Cup sealer powerpack, Carton sealer murah, Mesin Cetak Bakso Otomatis, Mesin Packaging Sachet, Kulkas 2 pintu rumahan, Mesin pemotong sayur